Rabu, 20 Juli 2011

Zat Adiktif dan Psikotropika


Zat Adiktif dan Psikotropika Hasil Penyelidikan

Sejak 10 tahun terakhir, penggunaan narkotika dan obat berbahaya (narkoba) di kalangan masyarakat relative meningkat. Pengguna narkoba sudah merambah pada seluruh lapisan masyarakat mulai pejabat hingga rakyat biasa. Penyalahgunaan narkoba tidak hanya dilakukan di kota-kota besar tetapi sudah merambah ke kota-kota kecil dan bahkan pedesaan. Hasil survei tes urine terhadap 1.092 siswa SMU dari 64 sekolah menunjukkan bahwa 35% (290 siswa) menjadi pecandu narkoba. Penelitian lain menunjukkan peningkatan yang tajam pengguna narkoba di kalangan mahasiswa yaitu dari 366 pada tahun 1996 menjadi 1.677 pada tahun 1999. Apakah narkoba itu? Bagaimana narkoba disalahgunakan? Bagaimana menanggulanginya? Masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) atau narkoba merupakan salah satu masalah kesehatan terpenting bagi kelompok generasi muda dengan jumlah korban yang semakin bertambah. Meskipun Napza tertentu sangat bermanfaat bagi pengobatan dalam ilmu kedokteran namun bila disalahgunakan akan merugikan si pemakai maupun masyarakat umum. Demikian juga tanpa disadari selama ini di lingkungan kita sehari-hari penggunaan rokok dan alkohol semakin bertambah. Untuk itu kita harus mengkaji ulang, apalagi pelajarpun sekarang sudah banyak yang mengkonsumsi rokok dan alkohol, sekalipun sudah diketahui bahayanya bagi kesehatan. Zat Adiktif dan Psikotropika yang dalam istilah sehari-hari dikenal dengan nama Narkoba (narkotika dan obat berbahaya) atau NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang apabila dimakan, diminum, dihisap/ dihirup, atau dimasukkan (disuntikkan) ke dalam tubuh manusia dapat menurunkan kesadaran atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan dalam berbagai golongan dan tingkatan. Psikotropika adalah obat keras tertentu bukan narkotika yang diperlukan dalam pengobatan, namun dapat pula menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik yang sangat merugikan bila digunakan tanpa pengawasan yang seksama.

Adanya pengawasan yang ketat terhadap peredaran narkotika, maka psikotropika dijadikan sebagai pengganti. Psikotropika mempunyai efek dan bahaya yang sama dengan narkotika. Zat psikotropika yang sering disalahgunakan diantaranya adalah semua minuman yang mengandung alkohol, heroin, morfin, candu atau opium, ganja, mariyuana, obat penenang/obat tidur, daun koka, serbuk kokain, kafein,

ekstasi, shabu-shabu, tembakau (mengandung nikotin), aseton, lem.

Dampak Negatif Zat Adiktif dan Psikotropika

Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan masalah yang berhubungan dengan kesehatan (jasmani dan rohani), perilaku, keluarga, pekerjaan, uang, dan hukum. Pecandu narkoba lebih sering sakit daripada orang lain, karena umumnya kurang gizi. Penyakit yang umum dialami adalah radang terutama pada kulit, alat pernapasan, atau saluran kemih. Penyalahgunaan narkoba juga sering kali menyebabkan

masalah kejiwaan, misalnya daya ingat lemah, kepribadian terganggu, sukar bergaul, mudah marah, gelisah, dan menjauh dari lingkungan sosial. Permasalahan kesehatan dan kejiwaan tersebut juga akan mempengaruhi keluarga, misalnya sering bertengkar, ekonomi terganggu, semangat kerja menurun, dan sebagainya. Masalah-masalah lain juga dialami masyarakat luas termasuk negara, misalnya adanya berbagai tindak kriminal yang meresahkan masyarakat. Ditinjau dari jenis narkoba yang digunakanserta pengaruhnya terhadap kesehatan dan kejiwaan; narkoba digolongkan menjadi:


  1. Golongan Opium, pada pemakaian yang terlalu banyak menyebabkan pingsan, atau bahkan mati. Jika pecandu menghentikan pemakaian opium akan menderita penyakit penghentian, dengan tanda-tanda seperti kejang, muntah, diare, berkeringat dan sukar tidur.

  1. Obat Penenang (termasuk alkohol), menyebabkan kerusakan hati dan lambung, otot dan syaraf, daya ingat hilang, gemetar, ketakutan yang berlebihan, dan terkadang kejang.

c. Obat Perangsang, mengakibatkan gangguan jiwa seperti perasaan tertekan, ketakutan yang berlebihan, dan rasa curiga.

d. Kanabis dan Obat halusinogen, menunjukkaan gangguan jiwa seperti acuh tak acuh, kebingungan, dan tertekan.

e. Tembakau (mengandung nikotin), menyebabkan gangguan kerongkongan dan paru-paru (kanker), jantung (tekanan darah tinggi), gangguan pada janin, dan kemandulan

Ciri-ciri Pecandu NAPZA

NAPZA tergolong zat psikoaktif yaitu zat yang terutama berpengaruh pada otak sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, dan kesadaran. Kelompok zat ini juga dapat menimbulkan ketagihan atau kecanduan (adiksi) dan ketergantungan bagi pemakainya. Yang dimaksud ketagihan (adiksi) adalah gejala untuk meminta terus-menerus untuk memakai atau menggunakan karena merasa sangat membutuhkan. Seseorang yang ketagihan ditunjukkan adanya gejala fisik dan mental, dimana tubuh akan mengadakan reaksi yang menyakitkan di antaranya sembelit, muntah-muntah, kejang-kejang, dan badan menggigil pada saat tidak memakai atau menghentikan penggunaan zat psikoaktif. Pada keadaan yang parah ada yang menjerit-jerit histeris, menggigit jari, dan berperilaku seperti orang gila. Keadaan ini dikenal dengan istilah sakau. Pengguna napza akan merasa kesulitan mengendalikan perilaku serta ingin mengkonsumsi dosis yang lebih besar, sampai dosis keracunan, dan bahkan sampai over dosis (melebihi takaran dosis) yang dapat menyebabkan kematian. Bagi masyarakat awam, tidak mudah mengenali pecandu narkoba, karena umumnya mereka menyem bunyikannya. Ciri-ciri umum pecandu narkoba adalah:

1) Sering menguap padahal tidak mengantuk

2) Batuk dan pilek berkepanjangan

3) Sering pusing, otot kaku, suhu tubuh tidak normal

(demam)

4) Diare, perut melilit

5) Mata sering berair dan merah

6) Sesak napas

7) Takut air

8) Mudah tersinggung

9) Mulut berbau

10) Agresif, yang ditandai dengan sering berkelahi, mabuk

11) Senang mendengarkan musik keras-keras

12) Emosi tidak stabil

Perubahan Sikap Pribadi

1) Sering menyendiri, menghindar dari pergaulan

2) Menunjukkan sikap acuh

3) Suka ingkar janji

4) Malas mengurus diri

5) Banyak menghabiskan waktu di kamar mandi

6) Jika ditanya sikapnya defensif dan penuh kebencian

7) Mudah bertindak dan bersikap kasar kepada orang lain

8) Sering berbohong

9) Terlibat tindak kejahatan (mencuri, mencopet, dan lain-lain)

Cara Pencegahan dan Penyembuhan Masalah penyalahgunaan narkoba merupakan permasalahan yang kompleks, yang tidak mudah penanganannya. Banyak korban penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh keluarga yang kurang harmonis, oleh karena itu pengobatan dan rehabilitasi korban narkoba harus ditekankan pada pembinaan keluarganya. Banyak dijumpai kasus apabila terdapat anggota keluarga menjadi korban narkoba, justru dikucilkan dari keluarga. Hal ini tidak akan dapat menyembuhkan, tetapi sebaliknya. Dalam hal semacam ini hendaknya keluarga menarik simpatinya dan memberikan pengertian bahwa penggunaan narkoba akan berakibat buruk pada pemakainya. Bila akan dilakukan penyembuhan ke rumah sakit atau pusat rehabilitasi, anggota keluarganya harus memberikan pengertian kepada korban, sehingga korban secara sadar memerlukan pengobatan dan rehabilitasi. Hal ini penting agar setelah sembuh korban tidak terjerumus lagi pada penyalahgunaan narkoba. Apabila korban adalah siswa sekolah, maka pihak sekolah (kepala sekolah dan guru) harus bertindak bijaksana. Pihak sekolah hendaknya tidak serta merta mengeluarkan siswanya yang terlibat narkoba. Hendaknya diteliti dahulu penyebabnya, kenapa siswa terlibat narkoba dan segera memberikan informasi serta berkonsultasi dengan pihak keluarga, sehingga ditemukan jalan pemecahan yang bijaksana. Korban narkoba harus diperlakukan sebagai orang sakit yang harus mendapatkan pertolongan dan bukan penjahat yang harus mendapat hukuman berat.

Psikotropika dalam Bidang Kesehatan

Penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang kesehatan hanya boleh dilakukan oleh pihak yang berwenang (dokter, psikiater, atau petugas kesehatan lain) dengan jenis dan dosis yang terkontrol. Penggunaan jenis obat ini biasanya dilakukan dalam keadaan mendesak, yaitu jika obat-obat lain tidak bisa menyembuhkan. Penggunaan obat-obatan yang tergolong NAPZA dalam bidang kesehatan antara lain adalah.

a. Morfin, terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang tidak dapat diobati dengan analgetik non narkotik. Apabila rasa nyeri makin hebat maka dosis yang digunakan juga makin tinggi. Semua analgetik narkotika dapat menimbulkan adiksi (ketagihan). Morfin juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang akan dioperasi.

b. Heroin, merupakan turunan morfin yang berfungsi sebagai depresant, misalnya meredakan batuk.

c. Barbiturat, (pentobarbital dan secobarbital) sering digunakan untuk menghilangkan rasa cemas sebelum operasi.

d. Amfetamin (dan turunannya), digunakan untuk mengurangi depresi, menambah kewaspadaan, menghilangkan rasa kantuk dan lelah, menambah keyakinan diri dan konsentrasi, serta euforia.

e. Meperidin (sering juga disebut petidin, demerol, atau dolantin), digunakan sebagai analgesia. Obat ini tidak efektif untuk terapi batuk dan diare. Daya kerja meperidin lebih pendek daripada morfin.

f. Metadon, digunakan sebagai analgesia bagi penderita rasa nyeri dan digunakan pula untuk terapi pecandu narkotika.


Sumber :

- Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah Pertama VIII Edisi 4/ Rinie Pratiwi P, dkk.--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Label:

Zat Adiktif dan Psikotropika Hasil Penyelidikan

Sejak 10 tahun terakhir, penggunaan narkotika dan obat berbahaya (narkoba) di kalangan masyarakat relative meningkat. Pengguna narkoba sudah merambah pada seluruh lapisan masyarakat mulai pejabat hingga rakyat biasa. Penyalahgunaan narkoba tidak hanya dilakukan di kota-kota besar tetapi sudah merambah ke kota-kota kecil dan bahkan pedesaan. Hasil survei tes urine terhadap 1.092 siswa SMU dari 64 sekolah menunjukkan bahwa 35% (290 siswa) menjadi pecandu narkoba. Penelitian lain menunjukkan peningkatan yang tajam pengguna narkoba di kalangan mahasiswa yaitu dari 366 pada tahun 1996 menjadi 1.677 pada tahun 1999. Apakah narkoba itu? Bagaimana narkoba disalahgunakan? Bagaimana menanggulanginya? Masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) atau narkoba merupakan salah satu masalah kesehatan terpenting bagi kelompok generasi muda dengan jumlah korban yang semakin bertambah. Meskipun Napza tertentu sangat bermanfaat bagi pengobatan dalam ilmu kedokteran namun bila disalahgunakan akan merugikan si pemakai maupun masyarakat umum. Demikian juga tanpa disadari selama ini di lingkungan kita sehari-hari penggunaan rokok dan alkohol semakin bertambah. Untuk itu kita harus mengkaji ulang, apalagi pelajarpun sekarang sudah banyak yang mengkonsumsi rokok dan alkohol, sekalipun sudah diketahui bahayanya bagi kesehatan. Zat Adiktif dan Psikotropika yang dalam istilah sehari-hari dikenal dengan nama Narkoba (narkotika dan obat berbahaya) atau NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang apabila dimakan, diminum, dihisap/ dihirup, atau dimasukkan (disuntikkan) ke dalam tubuh manusia dapat menurunkan kesadaran atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan dalam berbagai golongan dan tingkatan. Psikotropika adalah obat keras tertentu bukan narkotika yang diperlukan dalam pengobatan, namun dapat pula menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik yang sangat merugikan bila digunakan tanpa pengawasan yang seksama.

Adanya pengawasan yang ketat terhadap peredaran narkotika, maka psikotropika dijadikan sebagai pengganti. Psikotropika mempunyai efek dan bahaya yang sama dengan narkotika. Zat psikotropika yang sering disalahgunakan diantaranya adalah semua minuman yang mengandung alkohol, heroin, morfin, candu atau opium, ganja, mariyuana, obat penenang/obat tidur, daun koka, serbuk kokain, kafein,

ekstasi, shabu-shabu, tembakau (mengandung nikotin), aseton, lem.

Dampak Negatif Zat Adiktif dan Psikotropika

Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan masalah yang berhubungan dengan kesehatan (jasmani dan rohani), perilaku, keluarga, pekerjaan, uang, dan hukum. Pecandu narkoba lebih sering sakit daripada orang lain, karena umumnya kurang gizi. Penyakit yang umum dialami adalah radang terutama pada kulit, alat pernapasan, atau saluran kemih. Penyalahgunaan narkoba juga sering kali menyebabkan

masalah kejiwaan, misalnya daya ingat lemah, kepribadian terganggu, sukar bergaul, mudah marah, gelisah, dan menjauh dari lingkungan sosial. Permasalahan kesehatan dan kejiwaan tersebut juga akan mempengaruhi keluarga, misalnya sering bertengkar, ekonomi terganggu, semangat kerja menurun, dan sebagainya. Masalah-masalah lain juga dialami masyarakat luas termasuk negara, misalnya adanya berbagai tindak kriminal yang meresahkan masyarakat. Ditinjau dari jenis narkoba yang digunakanserta pengaruhnya terhadap kesehatan dan kejiwaan; narkoba digolongkan menjadi:


  1. Golongan Opium, pada pemakaian yang terlalu banyak menyebabkan pingsan, atau bahkan mati. Jika pecandu menghentikan pemakaian opium akan menderita penyakit penghentian, dengan tanda-tanda seperti kejang, muntah, diare, berkeringat dan sukar tidur.

  1. Obat Penenang (termasuk alkohol), menyebabkan kerusakan hati dan lambung, otot dan syaraf, daya ingat hilang, gemetar, ketakutan yang berlebihan, dan terkadang kejang.

c. Obat Perangsang, mengakibatkan gangguan jiwa seperti perasaan tertekan, ketakutan yang berlebihan, dan rasa curiga.

d. Kanabis dan Obat halusinogen, menunjukkaan gangguan jiwa seperti acuh tak acuh, kebingungan, dan tertekan.

e. Tembakau (mengandung nikotin), menyebabkan gangguan kerongkongan dan paru-paru (kanker), jantung (tekanan darah tinggi), gangguan pada janin, dan kemandulan

Ciri-ciri Pecandu NAPZA

NAPZA tergolong zat psikoaktif yaitu zat yang terutama berpengaruh pada otak sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, dan kesadaran. Kelompok zat ini juga dapat menimbulkan ketagihan atau kecanduan (adiksi) dan ketergantungan bagi pemakainya. Yang dimaksud ketagihan (adiksi) adalah gejala untuk meminta terus-menerus untuk memakai atau menggunakan karena merasa sangat membutuhkan. Seseorang yang ketagihan ditunjukkan adanya gejala fisik dan mental, dimana tubuh akan mengadakan reaksi yang menyakitkan di antaranya sembelit, muntah-muntah, kejang-kejang, dan badan menggigil pada saat tidak memakai atau menghentikan penggunaan zat psikoaktif. Pada keadaan yang parah ada yang menjerit-jerit histeris, menggigit jari, dan berperilaku seperti orang gila. Keadaan ini dikenal dengan istilah sakau. Pengguna napza akan merasa kesulitan mengendalikan perilaku serta ingin mengkonsumsi dosis yang lebih besar, sampai dosis keracunan, dan bahkan sampai over dosis (melebihi takaran dosis) yang dapat menyebabkan kematian. Bagi masyarakat awam, tidak mudah mengenali pecandu narkoba, karena umumnya mereka menyem bunyikannya. Ciri-ciri umum pecandu narkoba adalah:

1) Sering menguap padahal tidak mengantuk

2) Batuk dan pilek berkepanjangan

3) Sering pusing, otot kaku, suhu tubuh tidak normal

(demam)

4) Diare, perut melilit

5) Mata sering berair dan merah

6) Sesak napas

7) Takut air

8) Mudah tersinggung

9) Mulut berbau

10) Agresif, yang ditandai dengan sering berkelahi, mabuk

11) Senang mendengarkan musik keras-keras

12) Emosi tidak stabil

Perubahan Sikap Pribadi

1) Sering menyendiri, menghindar dari pergaulan

2) Menunjukkan sikap acuh

3) Suka ingkar janji

4) Malas mengurus diri

5) Banyak menghabiskan waktu di kamar mandi

6) Jika ditanya sikapnya defensif dan penuh kebencian

7) Mudah bertindak dan bersikap kasar kepada orang lain

8) Sering berbohong

9) Terlibat tindak kejahatan (mencuri, mencopet, dan lain-lain)

Cara Pencegahan dan Penyembuhan Masalah penyalahgunaan narkoba merupakan permasalahan yang kompleks, yang tidak mudah penanganannya. Banyak korban penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh keluarga yang kurang harmonis, oleh karena itu pengobatan dan rehabilitasi korban narkoba harus ditekankan pada pembinaan keluarganya. Banyak dijumpai kasus apabila terdapat anggota keluarga menjadi korban narkoba, justru dikucilkan dari keluarga. Hal ini tidak akan dapat menyembuhkan, tetapi sebaliknya. Dalam hal semacam ini hendaknya keluarga menarik simpatinya dan memberikan pengertian bahwa penggunaan narkoba akan berakibat buruk pada pemakainya. Bila akan dilakukan penyembuhan ke rumah sakit atau pusat rehabilitasi, anggota keluarganya harus memberikan pengertian kepada korban, sehingga korban secara sadar memerlukan pengobatan dan rehabilitasi. Hal ini penting agar setelah sembuh korban tidak terjerumus lagi pada penyalahgunaan narkoba. Apabila korban adalah siswa sekolah, maka pihak sekolah (kepala sekolah dan guru) harus bertindak bijaksana. Pihak sekolah hendaknya tidak serta merta mengeluarkan siswanya yang terlibat narkoba. Hendaknya diteliti dahulu penyebabnya, kenapa siswa terlibat narkoba dan segera memberikan informasi serta berkonsultasi dengan pihak keluarga, sehingga ditemukan jalan pemecahan yang bijaksana. Korban narkoba harus diperlakukan sebagai orang sakit yang harus mendapatkan pertolongan dan bukan penjahat yang harus mendapat hukuman berat.

Psikotropika dalam Bidang Kesehatan

Penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang kesehatan hanya boleh dilakukan oleh pihak yang berwenang (dokter, psikiater, atau petugas kesehatan lain) dengan jenis dan dosis yang terkontrol. Penggunaan jenis obat ini biasanya dilakukan dalam keadaan mendesak, yaitu jika obat-obat lain tidak bisa menyembuhkan. Penggunaan obat-obatan yang tergolong NAPZA dalam bidang kesehatan antara lain adalah.

a. Morfin, terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang tidak dapat diobati dengan analgetik non narkotik. Apabila rasa nyeri makin hebat maka dosis yang digunakan juga makin tinggi. Semua analgetik narkotika dapat menimbulkan adiksi (ketagihan). Morfin juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang akan dioperasi.

b. Heroin, merupakan turunan morfin yang berfungsi sebagai depresant, misalnya meredakan batuk.

c. Barbiturat, (pentobarbital dan secobarbital) sering digunakan untuk menghilangkan rasa cemas sebelum operasi.

d. Amfetamin (dan turunannya), digunakan untuk mengurangi depresi, menambah kewaspadaan, menghilangkan rasa kantuk dan lelah, menambah keyakinan diri dan konsentrasi, serta euforia.

e. Meperidin (sering juga disebut petidin, demerol, atau dolantin), digunakan sebagai analgesia. Obat ini tidak efektif untuk terapi batuk dan diare. Daya kerja meperidin lebih pendek daripada morfin.

f. Metadon, digunakan sebagai analgesia bagi penderita rasa nyeri dan digunakan pula untuk terapi pecandu narkotika.


Sumber :

- Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah Pertama VIII Edisi 4/ Rinie Pratiwi P, dkk.--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Label:

Jumat, 15 Juli 2011

Manfaat Wortel

Wortel merupakan sayuran yang mudah di dapatkan dan sangat murah juga tetapi manfaatnya sangat banyak bagi kesehatan tubuh kita. Ada beberapa orang terutama anak-anak tidak menyukai sayuran ini karena mungkin belum mengetahui apakah manfaat wortel yang sangat kaya vitamin. Ada beberapa orang tua mengatasi masalah ini dengan membuat jus untuk keluarga dan anak-anak tercinta.

Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, serat, abu, nutrisi anti kanker, gula alamiah (fruktosa, sukrosa, dektrosa, laktosa, dan maltosa), pektin, glutanion, mineral (kalsium, fosfor, besi, kalium, natrium, amgnesium, kromium), vitamin (beta karoten, B1, dan C) serta asparagine. Beta Karotennya mempunyai manfaat sebagai anti oksidan yang menjaga kesehatan dan menghambat proses penuaan. Selain itu Beta Karoten dapat mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker serta melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses oksidasi.

Daun wortel mengandung porphyrins. Zat ini bermanfaat dapat merangsang kelenjar pituary dan meningkatkan hormon seks. Pada buah mengandung bisabolene, tiglic acid dan geraniol. Biji wortel liar mengandung flavonoid, minyak menguap termasuk asarone, carotol, pinene, dan limonene.

Berikut adalah sederet manfaat wortel yang perlu Anda ketahui. Mudah-mudahan dengan mengetahui manfaat-manfaat ini Anda dan keluarga bisa lebih menyukai wortel.

Mengatasi hipertensi:
Ambil 500 gr wortel cuci bersih kemudian potong-potong, beri sedikit air matang, lalu diblender. Saring, dan minum segera. Usahakan untuk rutin meminum air wortel ini 3 kali dalam sehari.

Mengatasi demam pada anak:
Ambil 200 gr wortel kemudian cuci bersih. Parut dan peras sampai keluar sarinya. Rebus air perasannya, minum selagi hangat.

Mengatasi luka bakar:
Wortel ditumbuk hingga halus dan dioleskan pada luka bakar. Lakukan sesering mungkin sampai luka tidak terasa panas.

Menyembuhkan batuk:
Ambil sebatang wortel lalu bersihkan dan parut. Beri beberapa sendok air panas dan peras. Tambahkan sedikit gula aren, aduk sampai rata. Minum 2 kali dalam sehari.

Mengatasi nyeri haid:
250 gr wortel cuci bersih lalu potong-potong. Tambahkan sedikit air, lalu lender. Usahakan untuk meminum ramuan ini setidaknya 2 kali dalam sehari.

Mengatasi sembelit:
Ambil 2 wortel yang masih muda lalu cuci bersih dan parut. Tambahkan 2 sdm air matang dan sedikit garam, lalu peras. Minum airnya 2 kali sehari.

Menghaluskan wajah:
Ambil 2 – 3 wortel yang sudah dikupas bersih, lalu cuci dan parut. Kemudian langsung oleskan pada wajah sebagai masker. Tunggu sampai kering. Bilas.
sumber klik disini!

Label:

Peringatan lewat Bungkus Rokok!




Kemasan rokok yang beredar di Indonesia hingga kini masih memiliki kemasan yang menarik dengan sedikit tulisan peringatan mengenai bahayanya. Hal ini sangat berbeda dengan bungkus rokok di beberapa negara lain. Misalnya di Kanada, yang menggunakan gambar-gambar seram seputar penyakit-penyakit akibat rokok, telah sukses mengurangi konsumsi rokok di negaranya. Gambar itu cukup besar karena menghabiskan hampir setengah bagian bungkus rokok. Di atasnya masih ada tulisan mencolok: Smoking causes mouth and throat cancer (merokok dapat mengakibatkan kanker mulut dan tenggorokan).

Di Indonesia belum ada bungkus rokok semacam ini. Namun di negara tetangga seperti Singapura, Filipina atau Thailand, sangat mudah menemukan rokok-rokok bergambar menyeramkan itu. Sejumlah negara saat ini memang sudah menerapkan penggunaan gambar pada bungkus rokok, untuk mengingatkan warganya akan bahaya rokok.

Pemasangan gambar pada bungkus rokok dianggap lebih efektif untuk mencegah konsumsi rokok dibandingkan hanya melalui tulisan. Menurut psikolog Seto Mulyadi, peringatan bahaya merokok dalam bentuk tulisan tidak ada artinya dibandingkan dengan gambar. Menurutnya, peringatan tulisan kurang efektif memberikan persepsi mengenai bahaya merokok.

Menurutnya, pesan dalam gambar jauh lebih efektif 20 hingga 25 kali dibanding tulisan. Seto mengatakan, gambar memberi pengaruh lebih 40 hingga 50 persen orang untuk tidak merokok. Hasil penelitian Proyek Penilaian Kebijakan Pengendalian Tembakau Internasional (PPKPTI) juga membuktikan itu. Pemasangan gambar penyakit cukup mempengaruhi orang untuk mengurangi konsumsi rokok.

Menurut Kepala Investigator PPKPTI, Geofrrey T Fong, Kanada salah satu negara yang sukses mengurangi konsumsi rokok setelah pemasangan gambar seram di bungkus rokok. Jika sebelumnya konsumsi rokok mencapai 25 persen dari penduduk, setelah dipasang gambar, menurun menjadi 19 persen. Hal yang sama juga terjadi di 25 negara lainnya. ”Dengan gambar orang akan lebih tertarik melihat dan menyadari bahaya yang mengancamnya dibanding hanya tulisan,” kata Fong.

Hasil studi Pusat Penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (Puslit FKM-UI) menunjukkan, bentuk peringatan tulisan di bungkus rokok seperti yang dilakukan Indonesia, tidak efektif. Ini karena pesan berbunyi: “Merokok Dapat Menyebabkan kanker, Serangan Jantung, Impotensi, dan Gangguan Kehamilan dan Janin”, yang tertera di bungkus rokok, berukuran kecil dan ditempatkan pada bagian belakang.

Ketua Tobacco Control Support Center (TCSC) sebuah Badan Khusus Pengendalian Tembakau dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Widyastuti Soerojo dalam suatu kesempatan mengatakan, pelaku bisnis menggunakan standar ganda dalam menerapkan peringatan dampak kesehatan. Ia mencontohkan, peringatan kesehatan yang tercantum dalam kemasan rokok Marlboro yang dijual di Indonesia dan Singapura berbeda. Di Indonesia, peringatan kesehatan berbentuk tulisan dan penempatannya di belakang bungkus rokok. Sedangkan di Singapura menggunakan gambar disertai tulisan, dan besarnya setengah dari bungkus rokok. ”Pemerintah perlu mengatur kembali bentuk peringatan kesehatan di semua kemasan produk tembakau, termasuk bungkus rokok. Peringatan kesehatan di bungkus rokok hendaknya berbentuk gambar dan tulisan,” katanya.

Sayangnya, saat ini Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Pasifik yang tidak meratifikasi Konvensi WHO tentang Pengendalian Rokok atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). WHO FCTC, merupakan suatu konvensi untuk mengendalikan rokok dan tembakau yang disepakati secara aklamasi dalam Sidang Kesehatan Dunia tahun 2003.

Dampaknya jelas, aturan mengenai pembatasan rokok di Indonesia sangat longgar. Dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan misalnya, pada ayat 2 Pasal 8 PP itu disebutkan: Peringatan kesehatan pada label harus berbentuk tulisan. Ukurannya pun minim, dengan garis pinggir 1 mm dan ukuran tulisan 3 mm (Pasal 9 ayat 2).

Untuk itu, Seto mendesak pemerintah segera meratifikasi WHO FCTC dan memperbaiki aturan mengenai pembatasan konsumsi rokok, termasuk pengaturan pencantuman gambar dalam peringatan bahaya merokok. Jika tidak, dampak merokok akan makin besar dan membahayakan masa depan bangsa.

Lembaga Demografi UI memperkirakan, saat ini terdapat 1.172 orang meninggal per hari akibat penyakit yang berkiatan dengan rokok. Ini berarti 22,5 persen dari total kematian di Indonesia adalah akibat rokok.

Setiap 6,5 detik rokok membunuh satu orang. Jadi, masihkah harus menunggu lebih banyak korban lagi?

sumber klik disini!

Label:

Tips Menghindari Stress

Stres kerap kali menyelinap di antara segudang kesibukan sehari-hari. Tak jarang stres akhirnya memengaruhi kita secara mental maupun fisik. Bagaimana mengatasinya?

Ada 10 kiat mudah dari FoxNews yang berguna bagi Anda dalam mengatasi stres. Ini dia:

1. Bersih-bersih
Lingkungan yang bersih ternyata dapat mengurangi stres. Cobalah membersihkan meja kerja, atau kamar tidur Anda. Tak ada salahnya juga mengubah tampilannya sehingga tidak membosankan. Selain mengatasi stres, suasana yang baru akan membuat Anda lebih bersemangat.

2. Atur jadwal
Stres kadang timbul karena manajemen waktu pribadi yang kurang baik. Mulai sekarang, cobalah catat setiap kegiatan Anda. Atur dengan rapi jadwal kegiatan, dan jangan lupa selalu sediakan waktu untuk bersantai atau beristirahat sejenak di sela-sela kesibukan. Manajemen waktu yang baik akan mengurangi stres Anda.

3. Kurangi kopi
Kopi terkadang membantu membantu kita untuk mengembalikan tenaga yang habis. Namun kafein dalam kopi juga membuat aliran darah semakin kencang, sehingga seluruh otot tubuh pun menegang. Hal itu juga dapat merangsang stres. Oleh karena itu, kurangilah konsumsi kopi.

4. Mendengarkan musik
Musik terbukti dapat membuat seseorang lebih santai. Musik dapat mempengaruhi detak jantung dan aliran darah menjadi lebih teratur, sehingga ketegangan dapat diatasi. Stres pun hilang.

5. Perhatikan asupan makanan
Stres juga bisa diatasi dengan menyantap makanan bergizi. Kurangi makanan siap saji yang mengandung banyak pengawet dan penyedap rasa. Beralihlah ke makanan segar dan mengandung nutrisi seimbang dan antioksidan alami. Nutrisi tersebut akan membantu tubuh mencegah stres.

6. Berolahraga
Berolahraga adalah salah satu cara untuk menghilangkan stres, Dengan berolahraga, aliran darah menjadi lancar, penyumbatan lemak di darah hilang, otot-otot di tubuh pun mengendur. Stres pun hilang.

7. Pijat tubuh
Metode pijat juga bisa Anda gunakan untuk mengendurkan otot-otot tubuh. Dengan banyaknya penyedia jasa pijat di salon kecantikan atau pusat kebugaran dan kesehatan, menghilangkan stres jadi jauh lebih mudah.

8. Berlibur
Jika stres tak lagi bisa ditahan, maka jalan keluarnya adalah keluar dari kesibukan sehari-hari. Menyediakan waktu berlibur bisa menghilangkan stres sekaligus mengembalikan energi yang hilang.

9. Tidur cukup
Kurang tidur adalah salah satu pemicu stres. Pastikan Anda memiliki waktu tidur minimal lima jam setiap harinya.

10. Temui terapis
Jika stres terlalu mengganggu dan tak bisa lagi diatasi, tak ada salahnya menemui sang ahli. Para terapi akan membantu Anda mengatasi stres yang melanda

sumber klik disini!

Label: